Popular

Sabtu, 05 Maret 2011

Pantai Batu Dinding : Kebun Bebas Sampah Atok Rifa'i....

Kebun Bebas Sampah
Mata saya langsung tertambat dengan plang disebelah kiri pintu masuk yang menyambut kami sebelum memasuki perkarangannya 

“KEBUN BEBAS SAMPAH”

tertulis dengan jelas disana dan disebelahnya ada sign dilarang berburu. Dengan tak sabar turun dari kendaraan yang membawa kami melewati jalan yang lumayan membuat badan disko alias rusak untuk segera melihat keindahan Pantai Batu Dinding yang sudah lama terdengar pupularitasnya itu. Hmmm…kaki pun melangkah lebih jauh memasuki area kebun bebas sampah dan waww….laut lepas membiru dengan tumpukan bebatuan yang setinggi 15 meter menyambut di depan mata, Pantai Batu Dinding, Belinyu akhirnya kita bertemu juga.
Pantai Batu Dinding
Pantai Batu Dinding terletak kurang lebih 3 km dari Kota Belinyu, sayangnya tidak ada petunjuk arah ke kawasan tersebut. Akan tertapi sepertinya sudah cukup popular  dikalangan penduduk Belinyu, kami pun menggunakan istilah “malu bertanya sesat dijalan” untuk menemukan pantai tersebut. Setelah bertanya ke beberapa penduduk setempat akhirnya sampai juga kelokasi…hehehe..
Seorang kakek tua berumur sekitar 70an menyambut kedatangan kami,  keramahannya yang menjelaskan tentang Pantai Batu Dinding mengalir lancar dari ceritanya tentang asal muasal pantai ini. Ternyata kakek pemilik nama Muhammad Rifa’i ini adalah sang pemilik lahan seluas 1 ha dimana  Batu Dinding berada. 

Atok Rifa'i
Penghargaan Citra Pratama
“Tahun 1947, tempat ini adalah kelekak milik orang tuaku, kami dulu kecit-kecit sering dibawa gi bekebon disini” (Tahun 1947, tempat ini adalah kebun milik orang tuaku, kami dulu waktu kecil sering di bawa berkebun disini) jelas Atok Rifa’i mengenang masa kecilnya, area yang kini menjadi sebuah taman indah ternyata dikelola sendiri oleh kakek yang masih terlihat kuat ini. Tanaman buah-buhan juga ditanam disini. Tinggal sendiri di villa atau rumah kebun yang dibangun pada tahun 1993 dan merawat taman  sekaligus kebub di Pantai Batu Dinding adalah aktivitas kesehariannya. Pantai Batu Dinding pun ramai dikunjungi orang-orang, yang sebagian tidak tau bahwa sang kakek adalah sang empunya rumah.  Sejauh mata memandang laut yang membiru menyegarkan mata dari atas bukit kepunyaan Atok Rifa’i. apalagi dilihat dari atas lantai dua rumah kebun yang dibangun disitu. Taman-taman terawat dengan rapi dan bersih dari sampah.  Terlihat beberapa pengunjung menikmati sambil menggelar alas tikar menikmati pemandangan yang mempesona dari Pantai batu Dinding. 

aktivitas pengunjung
Berfoto ria
 “atok ni seneng kalo urang datang maen kesini, tu lah terpikir buat rumah kebun disini untuk orang yang berkunjung. Tapi sampah-sampah jangan dibuang sembarangan, tetep menjaga lingkungan jadi kelakpun anak cucu kite agik pacak ningok. Banyak yang datang kesini, Orang kemah, foto-foto, yang foto pre-wedding juga sering disini tapi nyelonong-nyelonong bai dak de ngasih tau atau minta ijin mungkin dikira atok ne cuman  penunggu” ceritanya lagi menyesali ketidak sopanan sebagian pengunjung yang tidak minta ijin melakukan kegiatan di Pantai Batu Dinding dengan asal nyelonong saja.
Batu Dinding
Yups…solidaritasnya terhadap lingkungan sungguh membuat saya kagum, pantaslah Atok Rifa’i mendapatkan  penghargaan citra pratama dari Bupati Bangka sebagai salah satu Pelestari Lingkungan. Tidak ada biaya masuk kearea ini, hanya ada sebuah kotak untuk para donator yang secara sukarela ingin membantu. Ayah dari 6 orang anak ini berharap ada kepedulian dari Pemerintah Daerah untuk membantu pengembangan kawasan ini.  Terutama perbaikan jalan menuju kawasan.  Mirisnya sebuah Kapal keruk parkir dengan angkuhnya tak jauh dari Pantai ini, mengeruk kekayaan bumi dan menyebabkan air mulai keruh. Hufh……Indahmu yang mempesona semoga selalu terjaga dengan lebih banyak orang yang peduli terhadap lingkungan dan wisata kita seperti Atok Rifa’i….

1 komentar:

BangngangaN.com mengatakan...

gabung yooo di komunitas blogger bangka belitung. buka websitenya di www.bloggerbabel.com

salam,by; Aan.