Popular

Rabu, 23 Februari 2011

Sedalam Birunya Lautan di Pulau Tinggi

Pulau Tinggi
“Nyalakan semangat, Sedalam birunya lautan dan setinggi birunya langit diangkasa”
Sebuah kata yang pantas menyiratkan semangat Bang Nok , si pelaut muda yang membawa kami menyebrangi  lautan dari Pelabuhan Sadai ke Pulau Tinggi, Lepar. Birunya lautan yang di kelilingi pulau-pulau di Selatan Pulau Bangka itu sungguh indah dan biru. Biru yang benar-benar biru, menyegarkan mata siapapun yang melihatnya.
birunya laut

“saya bawa perahu ini dari Palembang, pernah pula keliling pulau di Bangka Selatan ini, ke Jakarta saja yang belum”  guraunya, sambil memandang penuh bangga pada perahu Speed boatny yang bisa memuat kapasitas  12 orang, tapi untuk keamanan Bang Nok hanya berani memuat 6-8 orang. Dengan mengeluarkan kocek Rp. 20.000,-/orang sekali antar ke Pulau Tinggi, tak jarang ada orang mencarter perahunya untuk bekeliling Pulau. Khas gaya melayu, dengan ramah diatas perahu cerita mengenai pulau-pulau disekitarnya dengan lugas meluncur di balik kemudi speed boat. 
Bang Nok dan Speed boatnya
Pulau Tinggi  adalah salah satu Pulau yang Terdapat di Bangka Selatan, ditempuh kurang lebih 15 menit dari Pelabuhan Sadai dengan Perahu. Pulau Tinggi merupakan salah satu pulau yang ditetapkan sebagai daerah observasi mengingat banyak sumber daya alam yang ada di pulau tersebut. Setelah sebelumnya sempat di ekploitasi oleh para penambang, pemerintah daerah kemudian memutuskan untuk bertindak dengan adanya pelarangan ekploitasi di kawasan tersebut. Kerjasama antara Dinas Kelautan, Perikanan dengan Dinas Pariwisata menghasilkan 5 pendirian Bungalow, dan Pelatihan Snorkeling dan Diving di sekitar Perairan Pulau Tinggi. Di buatnya jalan setapak sejauh 700 m di kawasan bungalow menghubungkan dengan perkampungan penduduk di Pulau Tinggi. 
Bungalow di Pulau Tinggi
Panorama dari Bungalo
Kesiapan SDM yang secara bertahap mulai dibenahi. Seperti Bang Nok, para penduduk sekitar sangat antusias terhadap pendatang. Keramahan Penduduk memberikan kesan tersendiri. Kemudahan transportasi lautpun membuat para nelayan lebih mudah menjual hasil tangkapannya dan juga mempermudah orang-orang untuk datang ke Pulau Tinggi.
Kampung Pulau Tinggi dari Laut
Kekayaan laut yang ada di Pulau ini menambah daftar paket-paket wisata yang ada. Selain memancing wisatawan juga dapat melakukan trekking.
Berbincang dengan Penduduk
Pulau Tinggi memiliki keunikan sendiri, dari kejauhan pun sudah terlihat puncak bukit yang menjulang membedakannya dengan yang lain. Hutan bakau dengan suburnya tumbuh liar di antara dermaga2 kecil disekitarnya.
Penduduk Pulau Tinggi di dominasi Suku Bugis yang memang terkenal sebagai anak laut yang gagah berani. Tak hanya kekayaan laut yang dapat dinikmati, kita bias besepeda mengelilingi pulau dan sight-seeing di perkebunan-perkebunan lada, sawit dan karet yang dimiliki penduduk setempat. Pemerintah daerah pun sudah mulai melirik Pulau ini untuk menjadi salah satu prioritas pengembangan wisata Pulau di Bangka Selatan. Semoga kawasan ini dapat menjadi lebih baik dan terkelola sehingga memberikan dampak perkembangan dan kemajuan yang positif untuk Bang Nok dan masyarakat sekitarnya.


Nanas Bikang, Nasibmu tak semanis rasamu....

Buah Nanas Panen ke-3
 Tugu Nanas, sebuah Replika buah nanas berukuran besar yang terletak di Kota Toboali,  menggambarkan bahwa Toboali merupakan daerah penghasil buah nanas terbaik yang cukup Populer di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Desa Bikang adalah salah satu desa penghasil Nanas yang cukup popular dengan sebutan Nanas Bikang, ukuran Buah Nanasnya yang besar dan rasanya yang manis dan segar membuat nanas ini terkenal sejak dulu, membedakan dengan jenis nanas lainnya. Awalnya para petani mulai menanam nanas sebagai alternative dari berkebun lada, mencari  timah dan lainnya. Kebun-kebun Nanas ini rata2 seluas 2 ha. Sudah mulai berkurang dari tahun-tahun sebelumnya. Apalagi dulu saat harga Lada turun sehingga para petani mulai beralih ke tanaman nanas yang masih ada hingga sekarang ini.
Pada saat panen raya biasanya masyarakat akan berkumpul dan mengadakan syukuran. Desa Bikang mudah di jangkau, terletak di ruas jalan utama menuju kota Toboali.
memetik Nanas
Desa yang terkenal akan nanasnya ini juga memiliki budaya yang tidak kalah menariknya. Setiap hari besar keagamaan pun masyarakatnya selalu merayakan dengan cara bersilaturahmi dan nganggung (membawa makanan ke masjid di dalam dulang untuk dimakan bersama2) sebagai cerminan sifat kebersamaan yang ada dalam masyaratnya.
Perkebunan Nanas di Bikang
Namun, hingga saat ini kendala yang dihadapi para petani adalah masalah pemasaran. Sehingga harga nanas pun masih sekitar Rp. 5.000,-/buah atau 10.000,- per 3 buah saat panen raya. Pada saat panen kita bias melihat nanas2 yang dijual oleh masyarakat di sepanjang jalan Desa Bikang yang di gantung di depan rumah. Rencana Pemerintah untuk menjadikan kawasan ini sebagai agro wisatapun ternyata belum mengalami keberhasilan. Sementara dari beberapa instansi pemerintah ada bantuan alat-alat mesin untuk pengolahan nanas masih belum dapat dipergunakan sebagai mestinya oleh masyarakat terkait dengan biaya operasionalnya yang besar.


Nanas Bikang
Meskipun demikian para Petani Nanas di Bikang tetap bertahan dengan tanaman nanas yang menjadi ciri khas desa bikang. Pengolahan panganan dari nanas pun mulai popular walaupun masih di produksi oleh industry kecil rumah tangga.  Tentunya masih memerlukan pelatihan SDM untuk dapat membuat kemasan menjadi lebih menarik dan memiliki nilai jual yang cukup tinggi dipasaran sebagai makanan khas atau oleh2 berupa dodol nanas, selai nanas dan lain-lain. Selain itu juga mulai banyak permintaan bibit nanas dari desa ini. Jadi kalo anda makan nanas yang manis dan segar di Bangka belitung, bisa jadi dari tempat inilah asalnya.

Minggu, 20 Februari 2011

Budaya Silaturahmi di Hari Maulud

Ketupat Maulud
Menurut Wikipedia pengertian Maulid Nabi Muhammad SAW kadang-kadang Maulid Nabi atau Maulud saja (bahasa Arab: مولد، مولد النبي‎, mawlidun-nabī), adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang di Indonesia perayaannya jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan salah salah satu hari besar bagi umat Islam, apalagi di Bangka Belitung yang kental akan budaya Melayu Islamnya.

Tradisi Perayaan maulid Nabi atau sering disebut dengan Maulud selalu ramai dirayakan di berbagai Desa sebagai wujud kegembiraan atas Hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.Menjadi keunikan tersendiri dikarenakan hari ini di rayakan penuh kemeriahan oleh masyarakat hampir serupa dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri. Bahkan dibeberapa desa di adakan lomba-lomba atau hiburan tradisional yang berkaitan  dengan keagamaan, misalnya rebana, kasidahan, dambus, azan, ngaji dan sebagainya. Perayaan ini dilakukan rutin disetiap tahunnya, dan yang paling ramai ada di kabupaten Bangka, bahkan terkadang jalan utama bisa macet dikarenakan banyaknya kendaraan roda dua, roda empat bahkan pengunjung yang berjalan kaki. 

Di Bangka Belitung budaya yang memelihara tali silaturahmi ini masih terpelihara cukup baik. Walau tidak dirayakan disemua desa beberapa desa di beberapa kabupaten di Bangka Belitung masih ada yang melestarikannya hingga sekarang.. Di setiap rumah  menyediakan makanan, kue-kue, ketupat, opor, rendang sebagai jamuan untuk tamu yang berkunjung kerumah. Mereka akan saling bersilaturahim antar tetangga. Bahkan keluarga dan kenalan dari luar desa juga ikut berkunjung.  

Biasanya pada malam hari setiap kepala keluarga atau lelaki di setiap rumah akan membawa makanan yang ditempatkan dalam dulang/nampan untuk dibawa ke Masjid dan dijadikan santapan bersama-sama setelah doa dan ceramah dilakukan.  Akan berkumandang suara shalawat atas Nabi Muhammad SAW sepanjang hari melalui corong-corong suara masjid dan mushola yang tersebar dipenjuru desa.  Memperingati Maulid (kelahiran) Nabi Muhammad SAW, bermakna secara sadar menelusuri pekerti agung seorang terpilih. Dan suasana pun menjadi makin meriah dihari berikutnya. Diharapkan budaya ini dapat terus bertahan bahkan  menarik  minat wisatawan dari luar daerah untuk dapat menyelami kekayaan budaya yang ada di Bangka Belitung ini.

Rabu, 16 Februari 2011

Toboali : Dari Bangunan tua hingga Pantainya yang menawan

Sejarah tak bisa menghapus jejaknya dari kota ini, lagi-lagi meng-explore kota Toboali. Ibu kota Kabupaten Bangka Selatan. Tak hanya Terasi dan Nanasnya yang tercium sebagai khas kebanggaan tanah Junjung Besaoh, tapi bangunan tua peninggalan sejarah serta eksotika Pantai di ujung selatan Pulau Bangka ini adalah salah satu point of interest yang sayang untuk dilewatkan.
Boom pendek Toboali
Pagi hari di Boom Pendek Boom pendek yang merupakan salah satu tempat rekreasi sekaligus berolahraga pagi sambil menikmati aroma laut dan pemandangan para nelayan yang beraktivitas dipagi hari, jika cukup beruntung akan terlihat bola emas, si Matahari yang muncul diufuk Timur  langit Bangka Selatan. Tak jauh dari Lokasi ini juga ada kawasan Benteng Toboali peninggalan sejarah kependudukan Belanda dan dengan Pemandangan Pantai Nek Haji yang terletak di bawahnya.
Kawasan Benteng Toboali
hmmm..Terasi paling terkenal di Bangka Belitung darimana kah asalnya?? jawabannya Toboali. Ingin melihat proses pembuatannya, yups....daerah Pantai Batu Perahu adalah salah satu Desa yang memproduksi Terasi atau Belacan yang enak. Pantai yang berpasir putih dan halus ini, di lengkapi dengan susunan batu-batu granit berukuran besar dan dilengkapi dermaga kecil tempat perahu nelayan berlabuh. tempat yang cocok bersantai menikmati sunset.
Pantai Batu Perahu
Pantai Tanjung Kerasak adalah salah satu pantai populer di Bangka Selatan, terletak di Kecamatan Tukak Sadai kurang lebih 20 km dari kota Toboali. Pantai dengan air jernih, pasir putih dan barisan batuan granit..benar2 pemandangan mempesona.

Pantai Tanjung Kerasak

tak jauh dari Pantai Tanjung Kerasak, ada Pantai Tanjung Kemirai yang tak kalah eksotik...sayangnya dibeberapa tempat ada limbah dari Penambangan Timah (TI Apung) yang membuat kejernihan air laut terganggu....
Pantai Tanjung Kemirai
Tumpukan Batu granit
Limbah TI Apung yang mengotori sebagian Pantai

Minggu, 06 Februari 2011

Hamparan Pantai Pasir Putih di Beriga

Pantai Tanjung Berikat
Kali ini kaki saya menjelajah ke arah selatan Pulau Bangka, Bangka Tengah atau terkenal dengan sebutan Negeri Selawang Segantang.  Pasir pantai yang putih, bebatuan granit yang tersusun di beberapa titik di tepi pantai, ombak berdebur dengan air laut yang jernih lengkap dengan fauna dan flora laut yang menawan merupakan hal yang mudah ditemukan sebagai karakteristik Pantai-pantai di Kepulauan Bangka Belitung. Sama Seperti Pantai Tanjung berikat di Desa Batu Beriga Kabupaten Bangka Tengah - Bangka Belitung. Lokasi yang berjarak sekitar 1-2 km dari desa batu beriga atau 2 jam dari Koba dan 3 jam dari Kota Pangkalpinang, sering menjadi salah satu tempat tujuan wisata.
Cocok untuk bergaya
Pukul 09.00 WIB saya dan beberapa teman berangkat menggunakan mobil ke Lokasi dimana Pantai Tanjung Berikat berada, nama pantai yang cukup popular di wilayah Bangka Tengah ini membuat rasa penasaran kami memuncak untuk melihat indah panoramanya yang sering diceritakan orang. Perjalanan yang cukup jauh seakan tak terasa dikarenakan pemandangan sepanjang perjalanan yang unik. Salah satunya Desa Kurau, desa yang terletak di Kecamatan Koba ini merupakan Desa Nelayan yang menghadap ke Pulau Ketawai dan mayoritas Penghuninya merupakan keturunan Bugis. Pada siang hari biasanya banyak penduduk desa yang menjual hasil tangkapan laut yang masih segar di sepanjang jalan utamanya. Kalo suka menjelajah atau menyelam…hmmm….desa ini adalah tempat yang cocok untuk anda datang karena disini terdapat perahu-perahu nelayan yang dapat disewa untuk anda menyelam menikmati keindahan alam bawah laut atau bahkan melancong ke pulau-pulau kecil lepas pantai. 
Tumpukan Batuan Granit
Lepas dari desa kurau, kita akan melewati Pantai penyak yang ada membentang di sepanjang jalan menuju Kota Koba, Ibukota Bangka Tengah. Disini kami singgah sebentar untuk membeli makanan dan minuman. Banyak bangunan tinggi tanpa pintu dan jendela yang rupanya adalah sarang burung wallet. Perjalanan masih panjang, menuju Pantai Tanjung Berikat. Memasuki Desa Beriga pemandangan Danau-danau dengan air yang hijau terlihat dibeberapa sisi. danau-danau kecil yang merupakan sisa penambangan timah. 
Hiking
Sayang sekali jalan yang kami lalui banyak yang rusak, hingga membuat perjalanan agak-agak disko sedikit. Buat yang suka mabok kendaraan siap2kan saja amunisi. Pukul 12.15 WIB akhirnya mengantarkan mata kami pada indahnya Panorama Tanjung Berikat…waw…waw…waw… tak ada kata yang mampu menguraikan keindahan pantai ini. Tampak beberapa wisatawan yang bekunjung menggelar tikar dan bercengkrama bersama keluarga. Tumpukan Batuan granit juga memberikan keindahan tersendiri diiringi music debur ombak yang tiada henti menghempaskan diri kesela2 bebatuan. Ditambah dipantai ini jugalah adanya upacara adat pantai, yaitu taber laut (sedekah laut) atau rebo kasan bagi orang bangka. Taber Laut merupakan upaya perwujudan syukur masyarakat yang pada umumnya nelayan atas dilimpahi hasil laut yang didapat dan dan dilaksanakan setiap tahun. 
Panorama Tanjung Berikat


Bersantai menikmati Pantai

Humhh….rasanya belum puas menikmati Tanjung Berikat, kami kembali melanjutkan perjalanan  ke Tanjung Beriga yang berlokasi tidak begitu jauh dari Pantai yang pertama. Dipantai ini tumpukan kulit kerang berserakan ditepian pantai, sudah lama saya tidak melihat tumpukan kulit2 kerang yang terbawa ombak lautan ini. 

Tumpukan Kerang
Dermaga di Beriga
Pemandangan dari atas batuan granit menambah pujian lagi untuk Pantai ini, terlihat pula barisan perahu nelayan yang tertambat di pinggiran pantai. Jernihnya air laut membuat beberapa dari kami tak sanggup menahan diri untuk tidak berenang di sana hehehe…
 
Pemandangan Pantai Tanjung Beriga
Sebelum pulang kami singgah sebentar dipelabuhan di Desa Beriga, beberapa nelayan tampak bersantai menikmati sore hari diatas perahu. Terlihat menikmati sekali kehidupan lautan yang nampak keras. Ahh…selalu saja waktu terasa begitu cepat berlalu ketika kita mendatangi tempat-tempat yang indah dan dengan perjalanan yang mengasikkan. 
Waktunya pulang, singgah sebentar menikmati mie Koba yang terkenal. Masih banyak Destinasi menarik lainnya di Bangka Tengah, masih ada Air terjun sadap dan pantai-pantai yang tak kalah indahnya menanti di perjalanan berikutnya ke daerah ini.  Sehari memang rasanya tak puas menjelajahi sebagian dari Kabupaten ini. Hmmm..semoga masih ada lain kesempatan untuk menginjakkan kaki ditempat-tempat wisata Bangka Tengah lainnya…ciayaooo!!.