Warisan Budaya Tak Benda meliputi segala praktek, representasi, ekspresi, pengetahuan, ketrampilan serta alat-alat, benda (alamiah), artefak dan ruang-ruang budaya yang terkait dengannya yang diakui oleh berbagai komunitas. Warisan budaya tak benda ini di warisi dari satu generasi ke generasi yang mengalami perubahan dan akuturasi budaya dalam melewati anatar zaman. Tentunya berpengaruh pada keadaan lingkunganya, interaksinya dengan alam, serta sejarahnya dan memberikan rasa jati diri dan keberlanjutan dan keberagaman budayadan daya cipta.
beberapa dibawah ini tari-tarian yang ada di bangka selatan berikut beberapa tarian kontemporer beserta sinopsisnya.
beberapa dibawah ini tari-tarian yang ada di bangka selatan berikut beberapa tarian kontemporer beserta sinopsisnya.
Tari Gajah Manunggang
Tari Gajah Manunggang adalah
bentuk tarian yang dimainkan oleh muda-mudi setempat dengan gerakan-gerakan
seperti orang mengayuh sampan yang gerakannya mengikuti irama tabuhan gendang
yang dimainkan oleh 3 (tiga) orang tetua adat. Gerakan tarian gajah
manunggang ini mencerminkan bahwa dahulu kehidupan Suku Sawang berada di perahu
dan selalu melaut untuk mencari makan dan nafkah mereka. Biasanya tarian ini di
tarikan dalam Upacara adat Buang Jung.
Tari Campak Laut
Tari Campak laut |
Tarian ini
menggambarkan pergaulan Muda-Mudi pesisir Pantai, yang biasanya ditarikan
secara berpasangan. Dengan gerakan yang konsisten.
Tari Kreasi Daerah
Tari Uba’ (Kontemporer)
Uba’ salah satu wadah untuk
membeku getah karet, dalam kehidupan petani karet uba’ wadah penampungan akhir
yang sungguh berarti. Dengan uba’ dijunjung atas kepala, mereka melangkah pasti bagaikan aliran
air di sungai segala hambatan akan terkikis dan hanyut, itulah keyakinan
mereka. Begitu erat uba’ di pegang semakin memicu langkah mengikuti keindahan irama
kehidupan zaman yang semakin pesat.
Tari Sungkur (Kontemporer)
Tari Sungkur |
Tarian ini menceritakan Nelayan
yang mencari udang rebon sebagai bahan baku pembuatan terasi, gerakan maju
mundur dengan yang menggambarkan kegiatan Nyungkur lengkap dengan peralatan
Nyungkur berbentuk Segitiga. Tarian Garapan sanggar Tiara Selatan.
Tari Ayun Guang (Kontemporer)
Tarian ini
menceritakan tentang Cinta, Hormat dan Kasih sayang anak kepada Orang tua
sesuai dengan ajaran Melayu Islam yang mewajibkan anak patuh, hormat dan sayang
serta selalu mendo’akan orang tuanya. Dengan tekad mereka mewujudkan cita-cita
serta menjunjung tinggi rasa kebersamaan kerah tujuan hingga mencapai
keberhasilan untuk membangun daerah yang berbudaya. Tari Garapan Sanggar Tiara
Selatan
Tari Ayun Guang |
Tari Ayun Guang (Kreasi) |
.Tari Terindak
Terindak Dalam
Bahasa Bangka Belitung adalah penutup kepala berbentuk kerucut yang terbuat
dari bambu atau dari daun rumbia yang dianyam dan biasa digunakan oleh petani
di ladang atau di kebun. Di daerah lain teriendak sering di sebut “caping”.
Dalam tari ini, terindeak dipakai dara remaja dengan riang gembira bergotong
royong bekerja di ladang, sesekali mereka menggunakan teriendak sebagai kipas
untuk menghilangkan teriknya matahari. Teriendak juga mereka gunakan sebagai
tempat atau wadah untuk memetik hasil ladang atau kebun. Saat istirahat,
terkadang mereka bermain dengan terindak sebagai pelepas lelah. Tari Garapan
Sanggar Bambusa.
Tari Pesona cucuk Petik Anek (Kuntilanak)
Selatan
diangkat dari
sebuah legenda kampung bagian Selatan Pulau Bangka, konon pada abad dulu kala
ada seorang bujang pribumi yang menikah dengan mahluk dunia lain yang di kenal
oleh masyarakat kampung dengan nama Petik Anek. Petik Anek sendiri menjelma menjadi seorang dayang kampung yang
tersohor akan kecantikannya. Hingga merekapun mempunyai keturunan seorang
dayang yang berparas cantik jelita. Namun karena suatu kejadian merupakan
hal yang tidak boleh di langgar, hingga membuat si Petik Anek sendiri
harus pergi meninggalkan keluarga dan kampung tersebut untuk selamanya. Kini
keturunannya telah melahirkan keturunan-keturunan baru yang memiliki paras
cantik jelita, tampan rupawan, berkulit putih dan sebagian dayangnya berambut
panjang. Tak heran pula jika bujang dan dayang kampung tetangga ingin menarik
hati dan mempersuntingnya. Bahkan hal konyolpun di lakukan untuk
mendapatkannya. Alkisah tersebut di tuangkan kedalam sebuah karya seni tari
yang berjudul Pesono cucuk Petik Anek. Tari Garapan Sanggar Dharma Habangka.